Otoritas kesehatan di Guinea telah mengkonfirmasi satu kematian akibat virus Marburg, sebuah penyakit yang sangat menular dan mirip dengan Ebola, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin (9/8/2021) waktu setempat.
Ini menandai pertama kalinya penyakit mematikan itu diidentifikasi di Afrika Barat. Ada 12 wabah besar Marburg sejak 1967, sebagian besar di Afrika bagian selatan dan timur.
Kasus baru Guinea pertama kali diidentifikasi minggu lalu, hanya dua bulan setelah negara itu dinyatakan bebas dari Ebola menyusul gejolak singkat awal tahun ini yang menewaskan 12 orang.
WHO menyatakan, pasien meninggal karena penyakit itu awalnya, mencari perawatan di klinik setempat sebelum kondisinya memburuk dengan cepat.
Analis di laboratorium demam berdarah nasional Guinea dan Institut Pasteur di Senegal kemudian mengkonfirmasi diagnosis Marburg.
“Potensi virus Marburg untuk menyebar jauh dan luas berarti kita harus menghentikannya,” kata Matshidiso Moeti, Direktur Regional WHO untuk Afrika.
“Kami bekerja sama dengan otoritas kesehatan untuk menerapkan respons cepat yang didasarkan pada pengalaman dan keahlian Guinea di masa lalu dalam menangani Ebola, yang ditularkan dengan cara yang sama,” kata Moeti.
Baik kasus Marburg dan kasus Ebola tahun ini terdeteksi di distrik Gueckedou Guinea, dekat perbatasan dengan Liberia dan Pantai Gading. Kasus pertama epidemi Ebola 2014-2016, yang terbesar dalam sejarah, juga berasal dari wilayah yang sama di kawasan hutan Guinea Tenggara.
Tingkat kematian kasus Marburg bervariasi dari 24 persen hingga 88 persen pada wabah di masa lalu tergantung pada jenis virus dan manajemen kasus, kata WHO. Penularan terjadi melalui kontak dengan cairan dan jaringan tubuh yang terinfeksi. Gejala termasuk sakit kepala, muntah darah, nyeri otot dan pendarahan melalui berbagai lubang. (*/cr2)
Sumber: banten.siberindo.co