oleh

Sirkuit Formula E, Wagub: Penggunaan Bambu Melalui Perhitungan Teknis

Jakarta – Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, panitia Jakarta E-Prix atau Formula E Jakarta harus mengupayakan pengerjaan sirkuit Formula E di Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, secara efektif dan efisien.

“Pengerjaan fondasi Formula E sudah sesuai dengan ketentuan. Secara teknis di lokasi pengerjaannya perlu ada penguatan menggunakan bambu. Jadi penggunaan cerucuk bambu itu sudah melalui perhitungan teknis di lapangan,” kata Riza Patria kepada wartawan di Jakarta Utara, Senin (28/2/2022).

Menurut Riza, jangan beranggapan semua fondasi jalan harus dari beton supaya kuat. “Ada juga yang perlu menggunakan bambu supaya kuat,” katanya, dilansir beritasatu.com.

Apalagi di masa pandemi, kata Riza, panitia perlu memperhitungkan semua opsi pengeluaran yang lebih hemat serta paling efektif dan efisien, agar semua penyelenggaraan kegiatan itu bisa terlaksana sesuai rencana.

Baca Juga  Pengawalan Mobil Mewah Kenakan Denda Maksimal untuk Kendaraan Dinas Perhubungan Bekasi

Maka ketika diputuskan menggunakan cerucuk bambu, kata dia, panitia Formula E tentu sudah memastikan bahwa penggunaan material itu tidak hanya murah, tetapi juga efektif dan efisien dibandingkan yang lainnya.

“Jadi panitia tentu memastikan penyelenggaraannya dibuat makin efektif dan efisien dengan biaya murah. Insyaallah pada April sudah selesai. Kita tunggu saja,” kata Riza.

Sebelumnya, penanggung jawab pembangunan sirkuit Formula E dari PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Ari Wibowo, di Ancol, Jakarta, Rabu (23/2/2022), menjelaskan, material bambu digunakan untuk melapisi bawah lintasan karena tahan terhadap air.

Baca Juga  Ridwan Hisjam Harap Perdebatan Halal Haram Wayang Dihentikan

Bambu digunakan mengingat dari lima zona konstruksi, zona lima sepanjang satu kilometer merupakan tanah lunak sehingga tergolong sulit dikerjakan.

Di sisi lain, kontraktor harus mengejar waktu mengingat balapan akan diadakan pada 4 Juni 2022 atau 99 hari lagi.

Dia menambahkan, sekitar 40 persen konstruksi sirkuit konsentrasinya berada di zona lima itu. “Jadi zona lima ini paling sulit serta paling menguras energi dan konsentrasi,” ucapnya.

Ari mengatakan, sejak awal Februari sampai hari ini, sudah banyak pekerjaan yang sudah selesai mulai dari pemetaan dan pembersihan area, kemudian pembentukan pada badan jalan agar bentuk, tinggi, serta belokan jalan sesuai dengan yang telah dirancang sebelumnya.

Baca Juga  Antusiasme Puluhan Ribu Warga Bali Ikut Jalan Sehat Prabowo

Selanjutnya, kata Ari, pihaknya mulai proses pemadatan jalan dan pengerjaan pondasi bagian bawah. Pada proses itu, dibutuhkan material berupa batu yang kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat pemadatan atau alat tandem roller berupa bambu.

Sehingga, meski tanah dasar di kawasan sirkuit Formula E kurang bagus, hal itu tidak bisa menjadi alasan fondasi jalan tidak kuat, karena tanah dasar ini sebetulnya masih bisa diperbaiki dengan teknologi cerucuk bambu.

Ari mengatakan kontraktor berupaya keras agar pengerjaan sirkuit itu sesuai rencananya yakni sebagai trek balapan mobil listrik Formula E. Adapun progres pengerjaan sirkuit Formula E saat ini sekitar 30 persen.(*/cr2)

News Feed