Site icon SIN Kalbar

Kemendagri Apresiasi Atas Konsep Pembangunan Jabar

Direktur Jenderal (Dirjen) Otda Kemdagri, Akmal Malik. (Foto: Istimewa)

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sesuai dengan fungsinya sebagai pembina umum dan sekaligus poros penyelenggaraan pemerintahan daerah hanya bertugas untuk mengkoordinasikan penguatan kapasitas di daerah-daerah yang masih tertinggal. Untuk mencapai otonomi daerah yang lebih ideal memang masih diperlukan banyak perbaikan.

“Kita masih harus terus meningkatkan kapasitas para aktor yang terdiri dari kepala daerah, DPRD, dan OPD agar otonomi daerah dapat berjalan dengan baik. Pada saat yang bersamaan, kita juga harus meningkatkan kualitas regulasi yang dijadikan dasar pelaksanaan berbagai urusan di daerah. Yang tak kalah penting, daerah juga harus menyiapkan pendanaan untuk menjalankan urusan-urusan yang menjadi tanggung jawabnya.” kata Akmal Malik, Direktur Jenderal Otonomi Daerah dalam keterangannya, Senin (18/10/2021).

Ia menambahkan, daerah yang berkinerja bagus suatu urusan dijadikan benchmark dan percontohan hingga bisa ditiru oleh daerah lain. Sebaliknya, daerah yang kinerjanya masih kurang harus dibantu untuk mengejar ketertinggalannya. Tentu, Kemendagri tak bisa melakukan perbaikan itu sendirian karena semua urusan itu sebenarnya diampu oleh kementerian dan lembaga negara yang lain.

Untuk meningkatkan kinerja pemerintah daerah Kemendagri melakukan sebuah dokumentasi terhadap inovasi atau terobosan yang dilakukan setiap daerah ke dalam sebuah buku yaitu “Pengalaman Praktek Terbaik Otonomi Daerah Di Indonesia 2021”. Hal semacam ini sangat penting, karena buku itu bisa dijadikan acuan bagi daerah lain yang ingin mereplikasi sebuah inovasi dari daerah lain. Salah satu daerah yang terpilih adalah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.

Dalam hal ini Pemprov Jabar tengah berusaha membuat pembangunan dan perekonomian di wilayahnya merata. Gubernur Jabar Ridwan Kamil sudah mengeluarkan konsep pengembangan agar daerah-daerahnya menjadi maju.

Konsep Segitiga Rebana

Salah satu konsep yang sedang dilakukan oleh Pemprov Jabar adalah pengembangan pembangunan di tiga kawasan yaitu Cirebon, Patimban (Subang), dan Majalengka (Rebana). Ketiga daerah yang dinamakan sebagai Segitiga Rebana itu digadang-gadang akan menjadi kota metropolitan baru atau Rebana Metropolitan.

Kang Emil sapaan akrabnya, mengatakan akan ada 10-11 kota baru di dekat daerah tersebut. Kemudian di dekat pelabuhan akan dibangun kota dengan populasi sekitar 1 juta penduduk. Segitiga Rebana diprediksi akan menyedot 5 juta lapangan kerja selama 15 tahun ke depan.

Konsep kota metropolitan baru ini membuat beberapa negara tertarik, bahkan sudah menyatakan kesiapannya untuk membangun kota-kota itu. Misalnya saja Jepang yang mengincar Patimban City, Taiwan berminat mengembangkan industri baru di Indramayu, dan TIongkok menginginkan Aeropolis di Kertajati.

Lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) itu menjelaskan perkembangan wilayah Patimban akan memberikan pertumbuhan ekonomi bagi Jabar dan nasional. Jabar diprediksi menangguk 4 persen pertumbuhan ekonomi dari Segitiga Rebana.
“Harapannya, kawasan ini menjadi percontohan dimana akses impor dan ekspor internasional melalui Pelabuhan Patimban. Bandara Kertajati sebagai pendukung melalui layanan penumpang internasional,” tutur Emil

Selain itu, Pemprov Jabar juga sudah melihat peluang pengembangan ekonomi meskipun masih pandemi Covid-19. Pemprov akan berusaha menangkap peluang investasi perusahaan yang hengkang dari China dan menjadi lumbung pangan. Kemudian, Jabar diproyeksikan menjadi pusat kesehatan, menumbuhkan ekonomi dengan memanfaatkan teknologi informasi (TI) dan inovasi digital, serta pariwisata.

Dengan pengembangan ekonomi, Jabar nantinya bukan hanya Bogor, Depok, dan Bekasi, plus utara Jawa. Pemprov pun memoles wilayah selatan yang memiliki potensi pariwisata. Salah satu upaya menghidupkannya dengan mengaktifkan jalur kereta api Cibatu Garut, Cianjur-Padalarang, Bandung- Ciwidey, Banjar- Pangandaran-Cijulang.

Selain itu, Pemprov Jabar sedang mengajukan Pangandaran dan Cikidang (Sukabumi) untuk menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK). “Saya yakin Pangandaran dan Jabar secara umum akan pulih kembali pascapandemi Covid-19. Asalkan, dirawat dengan baik. Apalagi (jika) Pangandaraan didesain dengan baik. Ekonominya akan melompat,” pungkas Emil. (*/cr2)

Sumber: beritasatu.com

Exit mobile version